Pages

Thursday, March 29, 2012

Pecel Enak di Surabaya

Pecel mudah sekali diperoleh, penjualnya biasanya buka mulai pagi hingga tengah hari. Bagi penggemar pecel, pasti sudah hafal penjual pecel enak di Surabaya. Salah satu pecel yang selalu dipadati pengunjung adalah Pecel Murni Madiun Bu Yuning.

Di Madiun sendiri, Pecel Murni berlokasi di jalan Agus Salim. Di Surabaya, Pecel Murni dirintis Bu Yuning sejak tahun 1996. Kini usaha ini diteruskan oleh salah satu anaknya yaitu, Dhima Yudhianto. Pecel murni awalnya, berupa tenda bongkar pasang. Berjualannya mulai pukul 5 sore, setelah beberapa kali pindah lokasi di sekitar Ahmad Yani, akhirnya menetap di lokasi yang sekarang ini, yaitu jalan Ahmad Yani No 211.

Jam berjualannya pun diperpanjang menjadi 24 jam. “Nasi pecel itu enak dimakan kapan saja. Bahkan kebanyakan yang mampir malah malam hingga dini hari,” tuturnya.

Dhima Yudhianto, menuturkan, perbedaan pecel Madiun dengan pecel lainnya, selain bumbu, juga dari sayuran yang digunakan. Seperti, kenikir, kembang turi, bendoyo, dan tauge pendek. “Pecel Madiun asli selalu menggunakan cambah pendek, kalaupun harus menggunakan cambah panjang, itu kalau dalam keadaan memang sudah terpaksa karena cambah pendeknya sulit, ataupun sudah habis,”jelasnya.

Ciri khas lainnya, yaitu dari wadah yang digunakan, Pecel Madiun
menggunakan pincuk, yaitu wadah dari daun pisang. Tak hanya pecel, berkunjung ke warung pecel murni, juga tersedia pilihan menu lainnya, seperti nasi goreng Jawa dan Mie Kluntung.

Anda pengen muter-muter keliling Surabaya sambil menikmati kuliner khas Surabaya? Anda bisa gunakan jasa Rental Mobil Surabaya.  
»»  read more

Tahu Campur di Surabaya

Lokasi warung yang satu ini letaknya di pinggir jalan Diponegoro, sebuah tenda kaki lima sederhana. Parkir sepeda motor dan mobil terlihat berderet di depannya. Warungnya makin malam makin ramai pembeli, tak jarang karena ruas jalan yang sempit akibat pembangunan mengakibatkan kemacetan di depan warungnya.

Warungnya sederhana, sebuah spanduk berwarna kuning tertulis Tahu Campur, dan di pojok tertulis Mas Sugeng. Inilah warung tahu campur yang selalu dipadati pembeli.

Banyak juga yang mengenalnya sebagai Tahu Campur jalan Kupang.
Pemiliknya adalah Pak Sugeng. Perjalanan Sugeng sebelum memutuskan berjualan tahu campur cukup berliku, ia ikut orang berjualan, mulai di Surabaya sampai Malang. “Saat itu saya ikut saudara yang kebetulan jual tahu campur,” tuturnya. Berbekal pengalaman selama ikut berjualan, akhirnya pada tahun 1990 ia berjualan tahun campur. Lokasinya di tempat pemberhentian bis di jalan Diponegoro. Sengaja memilih tahu campur, alasannya. “Rasanya sulit ditembak, tapi dikenang orang.”

Sugeng menjelaskan, keistimewaan tahu campur terletak pada kuahnya.Kuahnya keruh karena banyak bumbunya. Selain kuah yang kaya rempah-rempah, di dalam bumbunya juga ada petis udang. Petis udang dioleskan di piring, lalu diberi kuah sedikit untuk mengencerkan, kemudian diberi irisan tahu, mi kuning,kecambah, irisan perkedel singkong, dan daun selada. Kemudian yang terpenting potongan daging urat. Siraman kuah panas yang menebarkan aroma kaldu yang gurih.

Warung yang buka pukul 5 sore ini, selalu ramai. Dalam sehari, menghabiskan 80 kilogram daging urat. Untuk menjaga kualitas, maka ia hanya menggunakan daging pilihan.

Satu porsi tahu campur di warung Mas Sugeng ini, harganya hanya Rp 7500,-. Dengan harga murah meriah ini, Anda bisa menikmati daging urat yang melimpah, dan empuk, ditambah lagi dengan kuah kaldunya yang gurih.
»»  read more